Press Release OHCC UGM Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)

Penggantian Nama Virus

Penggantian nama virus dari Wuhan novel Corona virus-2019 (nCov-2019) menjadi COVID-2019 karena WHO sengaja tidak menggunakan nama-nama yang dapat dikaitkan dengan wilayah geografis, hewan, atau sekelompok orang.

 

Asal virus

Virus ini merebak dari pasar Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok ditemukan pertama kali pada tanggal 10 Desember 2019 dan dinyatakan sebagai epidemiogical alert pada 30 Desember 2019 (Huang, et.al, 2020), virus ini mulai diumumkan ke masyarakat internasional oleh pemerintah Tiongkok pada 20 Januari 2020. Mulai menyebar keluar Tiongkok pada 13 Januari 2020 (Thailand), 15 Januari 2020 (Jepang), dan 20 Januari 2020 (Korea) kemudian ke negara-negara lain di dunia (Situation Report WHO, 2019-nCov).

 

Jenis/ serotype

Corona virus adalah virus dalam kelompok virus terbesar ordo Nidovirales, famili Coronaviridae. Jenis corona virus ada alfa, beta, gamma, dan delta namun alfa (229E&NL63) dan beta (OC43&HKU1) yang paling banyak menginfeksi dan menyebabkan penyakit pada manusia. Virus ini dapat bersifat zoonosis yaitu menular dari hewan ke manusia. Virus yang menyebabkan world outbreak yaitu Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) tahun 2002 yang berasal dari kelelawar dengan 8.437 kasus, 813 kematian di 30 negara, Middle East Respiratory Syndrome (MERS) tahun 2012 yang berasal dari kelelawar ke unta kemudian ke manusia dengan 2.494 kasus, 858 kematian di 27 negara, dan COVID-2019 yang menurut WHO kemungkinan besar berasal dari kelelawar (masih belum terkonfirmasi karena di Pasar Wuhan tidak ditemukan banyak kelelawar) dengan 60.329 kasus, 1.369 kematian di 28 negara (updated John Hopkins 13.02.20/10:23 AM).  

 

Updated John Hopkins 13.02.20/10:23 AM

jumlah kasus : 60.329

(28 negara)

kematian : 1.369

Lebih dari 1.000 orang meninggal akibat terinfeksi COVID-2019 sehingga WHO mengumumkan virus ini dianggap musuh nomor satu bagi seluruh dunia, dan bagi seluruh umat manusia.

recovered : 5.995

 

Penularan

Air-borne disease: penyebaran melalui udara dan contaminated surface

Penularan melalui mukosa pernafasan, air liur, dahak, dan masuk melalui mulut (makan atau minum dengan tangan yang terkontaminasi virus, minum dengan gelas yang sama terkena air liur penderita), hidung (menghirup bersin atau batuk orang yang terinfeksi virus), maupun mata (menggosok mata karena gatal, menggunakan kontak lens, bulu mata dengan tangan yang terkontaminasi virus).

 

Gejala

Waktu inkubasi sebelum muncul gejala adalah 2-14 hari sejak terinfeksi virus. Gejalanya Flu-like. Penelitian pada 41 pasien positif COVID-2019 ditemukan demam (98%), batuk (76%), sesak napas/dsypnea (55%), myalgia/fatigue (44%), napas >24x/menit (29%), produksi sputum/dahak (28%), sakit kepala (8%), haemoptysis/batuk darah (5%), dan diare (3%) (Huang, et.al, 2020). Konfirmasi virus dengan Reverse-transcriptase-Polymerase Chain Reaction/RT-PCR dan sekuensing.

 

Treatment

Tidak ada treatment yang spesifik untuk COVID-2019, treatment dilakukan berdasarkan gejala. Penelitian pada 41 pasien positif COVID-2019 dilakukan pemberian antibiotik (100%), antiviral (93%), oksigen (nasal cannula:66%, high flow nasal cannula: 24%, invasive ventilation:5%), kortisteroid (22%), dan continous renal replacement therapy (7%) (Huang, et.al, 2020).

Vaksin sedang pada tahap pengembangan, pengembangan vaksin virus butuh waktu sekitar beberapa tahun, namun diharapkan dengan perkembangan teknologi dapat lebih cepat. WHO menyatakan kemungkinan akan siap dalam 18 bulan lagi.

 

Pengendalian dan Pencegahan

One Health Concept yaitu perlunya pengendalian kesehatan hewan, manusia, dan lingkungannya dengan kerja sama dari berbagai sektor pemerintah, peneliti, perusahaan, rumah sakit, dokter, perawat, dokter hewan, pemerhati satwa liar, dan semua pihak yang terlibat termasuk masyarakat Indonesia secara umum. Pencegahan utama bagi diri sendiri yaitu dengan kebiasaan mencuci tangan (setelah batuk/bersin, saat mengurus orang sakit, sebelum, selama, dan setelah menyiapkan makan, sebelum makan, setelah dari toilet, setelah menangani hewan/produk asal hewan, saat tangan kelihatan kotor, saat tangan tidak kelihatan kotor pun sebaiknya rajin mencuci tangan dengan sabun/alcohol-based), selain itu pencegahan agar tidak menyebar ke orang lain apabila diri sendiri sudah terserang flu yaitu saat batuk/bersin tutupi hidung dan mulut dengan siku/tisu (buang tisu segera setelah digunakan), hindari meludah di tempat umum, saat batuk atau demam jangan dekat-dekat dengan orang lain, saat batuk, demam, dan sesak napas segera ke dokter ceritakan tentang riwayat perjalanan yang sudah dilakukan.

 

One thought on “Press Release OHCC UGM Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.